ANALGETIK
Gambar
1. Sruktur kimia analgetik
1. Pengertian
analgetik
Analgesik merupakan
obat yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit atau
obat-obat penghilang nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Obat ini digunakan
untuk membantu meredakan sakit,sadar tidak sadar kita sering menggunakannya
yaitu seperti ketika mengalami sakit kepala,sakit gigi,salah satu dari obat
yang kita minum biasanya merupakan obat pereda nyeri.
Analgetik ialah obat-obat yang
dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran
atau suatu obat yang efektif untuk menghilangkan sakit kepala,nyeri otot, nyeri
sendi, dan nyeri lain.
Rasa nyeri berfungsi sebagai
pertanda tentang adanya suatu gejala atau gangguan ditubuh,seperti peradangan
infeksi kuman atau kejang otot. Rasa nyeri dapat disebabkan oleh rangsang
mekanis,kimiawi,kalor atau listrik,yang dapat merusak jaringan dan melepaskan
zat mediator nyeri. Zat ini merangsang reseptor nyeri yang letaknya diujung
saraf bebas dikulit, selaput lendir dan jaringan lain. Rangsangan akan
dialirkan melalui saraf sensoris ke suusnan syaraf pusat , melewati sumsum
tulang belakang ke thalamus (optikus) kemudian kepusat nyeri yang berada
didalam otak besar, dimana rangsangan terasa sebagai nyeri ( Arief, 2010 )
Gambar
2. Mekanisme terjadinya nyeri
2. Golongan
obat analgetik
I.
Golongan obat analgesik
dibagi menjadi dua yaitu analgesic opiod/narkotika dan analgesic non narkotik.
Gambar
3. Struktur senyawa analgetik gol.oploid
·
Obat golongan oploid
merupakan kelompok obat-obat yang memiliki sifat-sifat seperti opium atau
morfin. Golongan obat ini digunakan untuk meredakan rasa nyeri seperti pada
kanker.
Contoh : metadon, fentanil, dan kodein.
·
Obat golongan analgesic
Non-narkotik dalam ilmu farmakologi sering dikenal dengan istilah analgetik.
Analgetik perifer yang terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan
tidak bekerja sentral, khasiatnya cenderung untuk menurunkan atau menghilangkan
rasa sakit tanpa berperngaruh pada sistem saraf pusat atau tanpa menurunkan
tingkat kesadaran.
II.
Golongan obat analgetik
non-narkotik
a) Parasetamol
Gambar 4. Struktur parasetamol
Merupakan derivate para amino fenol. Di Indonesia
penggunaan paracetamol sebagai analgesic dan antipiretik,telah menggantikan
penggunaan salisilat. Sebagai analgesic paracetamol sebaiknya tidak digunakan
terlalu lama karena dapat menimbulkan nefropati analgesic.jika dosis terapi
tidak memberi manfaat, biasanya dosis lebih besar.
b) Asam
mefenamat
Gambar 5. Struktur asam mefenamat
Obat ini ini sangat kuat terikat pada protein
plasma,sehingga interaksi dengan obat antikoagulan harus diperhatikan. Efek
samping terhadap saluran cerna sehingga menimbulkan dyspepsia dan gejala
iritasi lain terhadap mukosa lambung.
c) Ibuprofen
Gambar 6. Struktur ibuprofen
Merupakan derivate asam propionat yang diperkenalkan
banyak Negara. Obat ini bersifat analgesik dengan daya anti inflamasi yang
tidak terlalu kuat efek analgesiknya sama dengan aspirin. Ibu hamil dan ibu
menyusui tidak di anjurkan meminim obat ini.
d) Derivat-derivat
pirazolinon, dan lain-lain.
Permasalahan :
1. Bagaimana
cara melawan rasa nyeri jika dilihat berdasarkan proses terjadinya nyeri ?
2. Bagaimana
mekanisme kerja analgetik oploid ?
3. Bagaimana mekanisme kerja obat analgesik non-narkotik ?
Daftar pustaka
Arif , M. 2010.
Pengantar metodologi penelitian untuk ilmu kesehatan. LPP UNS dan UNS
Press,Surakarta.
Pati. 2019. Farmakologi 2.
Deepublish publisher, Yogyakarta.
Saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 1.
BalasHapusNyeri dapat dicegah dgn mengkonsumsi obat analgetik secara berkala atau mengkonsumsi ketika nyeri saja.
Contohnya seperti obat NSAID
Haii kiky
BalasHapusSaya akan mencoba menjawab pertanyaan no 2
Mekanisme analgetik ini dengan menghambat enzim siklooksigenase dalam pembentukan prostaglandin yang dikaitkan dengan kerja analgetiknya dan efek sampingnya
Hai Kijy ,saya akan mencoba menjawab permasalahan no 1
BalasHapusMenurut yang saya tau
1.merintangi pembentukan rangsangan dalam reseptor reseptor nyeri perifer oleh analgetika perifer
2.blokade dari pusat nyeri dalam SSP dengan analgetika narkotik dan umum
3. Merintangi penyaluran rangsangan nyeri dalam saraf-saraf sensoris
Hello Kiky...
BalasHapusSaya akan mencoba menjawab permasalahan no 3
Mekanismenya ialah dengan menghambat sintesis prostaglandin yang menstimulasi sistem saraf pusat prostaglandin dapat meningkatkan aliran darah ke perifer
hai kak kiky, informasi yang menarik, saya akan menjawab pertanyaan no 3 : Nalgetik non narkotik menimbulkan efek analgesik dengan cara menghambat secara langsung dan selektif enzim-enzim pada sistem saraf pusat yang mengkatalisis biosintesis prostaglandin, seperti sikloogsigenase, sehingga mencegah sensitisasi reseptor rasa sakit oleh mediator-mediator rasa sakit, seperti bradikinin, serotonin,prstaglandin, dan lainnya yang dapat merangsang rasa sakit secara mekanis maupun kimiawi
BalasHapusSaya akan mencoba jawab nomor 3..
BalasHapusANALGESIK NON NARKOTIK
Analgesik ialah istilah yang digunakan untuk mewakili sekelompok obat yangdigunakan sebagai penahan sakit. Obat analgesik termasuk oban anti radang non-steroid(NSAID) seperti salisilat, obat narkotika seperti morfin dan obat sintesis bersifat narkotik seperti tramadol. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu bagimereka yang menggunakan dengan memasukkannya ke dalam tubuh manusia.Analgesic non ± narkotika adalah golongan obat analgesic untuk menghilangkanrasa nyeri ringan sampai sedang. Golongan obat ini disamping bekerja sebagai analgesicumumnya.
Mantap, sangat bermanfaat kak 🙏
BalasHapusMekanisme kerja utama analgetik opioid ialah dalam menghambat enzim sikloogsigenase dalam pembentukan prostaglandin yang dikaitkan dengan kerja analgetiknya dan efek sampingnya.
BalasHapusEfek depresi SSP beberapa opioid dapat diperhebat dan diperpanjang oleh fenotiazin, penghambat monoamine oksidase dan antidepresi trisiklik. Mekanisme supreaditif ini tidak diketahui dengan tepat mungkin menyangkut perubahan dalam kecepatan biotransformasi opioid yang berperan dalam kerja opioid. Beberapa fenotiazin mengurangi jumlah opioid yang diperlukan untuk menimbulkan tingkat analgesia tertentu. Tetapi efek sedasi dan depresi napas akibat morfin akan diperberat oleh fenotiazin tertentu dan selain itu ada efek hipotensi fenotiazin.